Data sejarah membuktikan bahwa kedatangan bangsa Eropa ternyata bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk menjajah. Kenyataan ini menimbulkan berbagai perlawanan di daerah-daerah untuk mengusir mereka. Berikut ini merupakan salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan yaitu perlawanan Ternate Melawan Portugis.
Perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap dominasi asing sudah dilakukan sejak kedatangan bangsa Portugis. Kedatangan bangsa Portugis di wilayah Ternate sejak tahun 1512 menimbulkan kebencian rakyat Ternate. Kebencian itu disebabkan antara lain:
- bangsa Portugis berdagang dengan sistem monopoli yang merugikan rakyat;
- bangsa Portugis selalu berusaha memperluas kekuasaannya di Maluku;
- bangsa Portugis telah bertindak sewenang-wenang, menindas, dan merampas kekayaan rakyat;
- bangsa Portugis bersikap sombong dan memandang rendah bangsa yang berbeda agama;
Kebencian rakyat Ternate menimbulkan reaksi untuk melawan kekuasaan Portugis, Perlawanan rakyat Ternate di pimpin oleh Sultan Hairun. Permusuhan ini makin memuncak ketika Portugis gagal merampas keuntungan perdagangan cengkeh dari Sultan Hairun. Pada tanggal 27 Februari 1570 terjalin perdamaian antara Sultan Hairun dan Portugis. Namun, sehari setelah perjanjian damai, Sultan Hairun dibunuh secara licik di benteng Portugis. Tindakan itu tentu saja memacu kembali perlawanan dari rakyat Ternate. Perlawanan dipimpin Sultan Baabullah (Putra Hairun). Perang berkobar selama lima tahun. Seluruh Maluku bersatu padu melawan Portugis. Walaupun Portugis bertahan mati-matian, akhirnya pertahannannya lumpuh juga. Pada tahun 1574 benteng Portugis di Ternate jatuh. Portugis menderita kekalahan besar.
Mulai tahun 1575 - 1577 orang-orang Portugis berangsur-angsur terusir dari Ternate. Portugis kemudian memindahkan kegiatannya ke Pulau Ambon hingga tahun 1605.
Demikianlah sekilas tentang perlawanan Ternate melawan Portugis. Pada tulisan berikutnya kami akan berikan informasi tentang bentuk-bentuk perlawanan yang telah dilakukan indonesia terhadap penjajahan yang ada di Indonesia.