Pada tahun 1619 J.P. Coen berhasil merebut Jayakarta. VOC yang berpusat di Batavia ingin melebarkan sayap untuk menguasai Selat Sunda. Selat Sunda merupakan daerah perdagangan Banten yang sangat penting. Langkah Belanda ditentang keras oleh Kerajaan Banten. Pertentangan antara Banten dan VOC lebih hebat ketika Banten diperintah oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651 - 1682). Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang sultan yang berani dan sikapnya selalu bermusuhan dengan VOC. Sejak awal pemerintahannya, Sultan Ageng Tirtayasa telah berhasil menghidupkan kembali perdagangan di Banten. Untuk melemahkan kedudukan VOC di Batavia, diadakan perang gerilya dan membakar kebun-kebun tebu di sebelah barat Ciangke. Pada tahun 1656, dua kali kapal VOC berhasil dirampas oleh orang-orang Banten. Orang-orang COC meninggalkan Banten dan pindah ke Batavia karena merasa tidak aman.
Sultan Ageng Tirtayasa menjalin hubungan denngan Sultan Sibori dari Ternate untuk bersama-sama menghadapi VOC. Disamping itu, Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan hubungan dengan Sultan Turki dan Raja Inggris sehingga VOC mengalami kesulitan untuk menundukkan Banten.
Sultan Ageng Tirtayasas sangat gigih dalam melawan VOC. VOC mencari kelemahannya dan melakukan adu domba. Sultan Haji (putra Sultan Ageng) berusaha merebut takhta ayahnya. Sultan Haji meminta bantuan VOC untuk menggulingkan Sultan Ageng Tirtayasa. Untuk keperluan tersebut, VOC mengirimkan sejumlah besar tentaranya. Terjadilah pertempuran sengit. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa terdesak mundur, mereka kemudian memusatkan pertahanannya di Istana Tirtayasa.
Setelah berhasil membebaskan Sultan Haji, tentara VOC yang dipimpin Kapten Tack, de Saint Martin, dan Jonker bergerak menuju benteng pertahanan Sultan Ageng Tirtayasa. Mereka mengepung dan menyerbu benteng dari segala penjuru. Perang berkobar amat dahsyat. Akhirnya, benteng jatuh (1682). Sultan Ageng Tirtayasa beserta Pangeran Purbaya dan para pengawalnya dapat meloloskan diri dan melakukan perang gerilya melawan VOC. Tentara VOC berusaha mengejar walaupun dengan susah payah. Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dibawa ke Batavia. Selanjutnya, Sultan Ageng Tirtayasa dipenjarakan hingga mangkat (1692). Kesultanan Banten jatuh ke tangan VOC. Perdagangan menjadi makin surut. Pelabuhan tertutup bagi orang asing dan ekonomi lumpuh sehingga rakyat menderita kemiskinan berkepanjangan.